Puisi adalah salah satu hasil karya sastra yang merupakan ungkapan dan perasaan penulisnya. Ia menggunakan irama, matra, rima, dalam susunan lirik dan bait. Ada berbagai macam tema puisi; ada yang bertemakan rindu, kepahlawanan, cinta, dan lain sebagainya.
Kali ini diberikan contoh puisi yang bertemakan kesedihan.
Sedih itu bermacam-macam sebabnya, ada yang sedih karena jauh dari keluarga, atau jauh dari kekasih. Juga karena adanya masalah-masalah yang harus dihadapi dalam hidup, tugas kuliah dan masih banyak lagi.
Orang yang sedang mengalami kesedihan dalam kesendiriannya, pasti merasakan sedih yang lebih menyakitkan. Hal ini disebabkan tidak adanya teman untuk diajak bicara. Beberapa orang akan mencurahkan isi kesedihan dalam kesendiriannya dengan menulis sebuah puisi.
Langsung saja, berikut ini beberapa contoh puisi yang bertemakan kesedihan. Silakan disimak ya…
Heningnya Malam
Denting jam menunjuk angka 12
Dada ini semakin sesak
Menahan sakit
Menahan lara
Sendiri kudisini
Tanpa seorang pun yang peduli
Gelap gulita tanpa cercahan cahaya
Bulanku menangis
Mengundang hawa yang sinis
Adakah yang bisa membantuku?
Hanya coretan tinta biru yang menemaniku
Hanya aksara kecil yang pilu
Tegar ku bersandar
Agar ku tak gentar
Aku Akan Pergi
Aku adalah aku
yang selalu kau bodohi
lalu kau khianati
Namun ku tak pernah sadar diri
Bertahun-tahun kita bersama
Dalam bahagia
Juga merasakan duka
Namun
Kini semua berbeda
Setelah kau bertemu dia
Kau membuangku seperti membuang batu
Kau goreskan luka pada diri ini
Tanpa kau meminta aku akan pergi
Masa Kecilku
Dulu..
Waktu yang sangat mulia
Waktu hidup bahagia
Tanpa beban
Tiada masalah
Tak merasakan bahwa hidup ini berat
Bermain lumpur
Berlarian kesana kemari
Bermain hingga senja tertidur
Hidup penuh dengan zona bermain
Namun
Semua itu telah berlalu
Semua tak bisa diulang
Kuhanya bisa meratapi
Ku hanya bisa menangis
Satu hal yang kuinginkan
Kuingin masa kecilku terulang kembali..
Ketiga puisi di atas menggambarkan betapa sedihnya hati seorang penulis. Puisi pertama menggambarkan seseorang yang hidupnya sendiri di tengah hiruk pikuknya dunia. Dia merasakan sakit yang hebat di keheningan malam. Kesedihan yang luar biasa ia rasakan. Dia sangat membutuhkan bantuan, baik dari orang terdekat dan sekelilingnya. Namun, apalah daya, dia hanya bisa meyakinkan dirinya, bahwa dia bisa tegar dalam menjalani semua cobaan itu.
Di puisi kedua, penulis menggambarkan isi hatinya yang penuh dengan kekecewaan karena dikhianati oleh kekasihnya. Mereka telah bersama selama bertahun-tahun, dalam suka maupun duka. Namun, semuanya itu hancur karena hadirnya orang ketiga. Kini ia memilih untuk pergi, meninggalkan kekasihnya bersama orang lain.
Sedangkan puisi ketiga menggambarkan sebuah kesedihan, dan keinginan mengulang masa kecilnya. Ia merasakan bahwa di masa kecil itulah, masa-masa di mana hidup ini terasa nyaman.