Puisi baru merupakan suatu karya sastra yang tidak menerapkan aturan-aturan baku di dalamnya. Tidak terikat berarti bebas, puisi ini dapat dibuat tanpa memperhatikan rima, sajak, suku kata dan aturan baku lainnya. Meski tidak terikat dengan aturan baku seperti puisi lama, puisi baru ini juga memiliki makna yang indah di dalamnnya.
Hampir semua puisi yang kit abaca sekarang adalah dapat dikelompokkan sebagai puisi dengan jenis baru. Puisi karya M. Aan Mansur, dalam buku kumpulan puisi “Melihat Api Bekerja”, sangat menarik untuk dibaca, seperti mendengarkan atas keindahan negeri dongeng.
Puisi jenis baru tidak dibuat secara sembarangan, namun sesuai dengan ungkapan hati agar sipembaca dapat terkesan dan tertarik untuk membacanya. Puisi baru memiliki ciri-ciri tertentu, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Tidak terikat rima, sajak, baris dan aturan baku lainnya.
- Dibuat secara rapi dan simetris.
- Memiliki sajak yang bebas, seperti a-a-a-a, a-b-a-b, atau a-b-c-d, setiap sajak tidak ada aturan baku di dalamnnya.
- Isinya yang tetap berhubungan antara satu sama lain.
- Penulis biasanya mencantumkan namanya di dalam puisi yang dibuat.
Ciri-ciri yang ada pada puisi baru berlawanan dengan puisi lama. Puisi baru terbagi menjadi beberapa bagian seperti berikut ini.
1. Puisi Baru Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya, puisi baru terbagi menjadi 7 bagian yaitu:
- Balada, Balada merupakan bentuk puisi baru yang di dalamnya berisi sebuah kisah atau cerita seseorang. Puisi balada terdiri dari 3 bait di mana masing-masing bait terdiri dari 8 baris di dalamnya. Sajak irama dalam puisi Balada ini yaitu ababbccb dan ababbcbc.
- Romansa, Romansa adalah bentuk puisi baru yang di dalamnya menceritakan tentang cinta dan kasih sayang seseorang. Romansa memiliki arti indah dalam perasaan — berarti segala sesuatu yang sifanya indah.
- Himne, Himne merupakan suatu bentuk puisi baru yang di dalamnya berisikan tentang pujian kepada Tuhan, Pahlawan, dan Tanah Air. Jenis puisi yang satu ini bertujuan untuk menghormati dan menghargai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan ataupun hal lainnya.
- Ode, Ode merupakan bentuk puisi baru yang di dalamnya mengandung sanjungan kepada orang yang istimewa atau berjasa. Ciri-ciri dari puisi Ode ini memiliki gaya bahasa yang resmi, nada bahasanya yang anggun, dan berisikan sesuatu yang sifatnya menyanjung. Beberapa contoh orang yang berjasa untuk disanjung yaitu guru, pahlawan dan lain-lain.
- Satire, Satire merupakan bentuk puisi baru yang di dalamnya berisikan tentang sindiran atau kritikan. Sindiran dalam puisi Satire ini dapat ditujukan kepada seseorang maupun benda mati.
- Elegi, Elegi merupakan suatu bentuk puisi yang di dalamnya berisikan tentang kesedihan. Kesedihan bisa berupa orang yang telah ditinggalkan, rindu yang sangat mendalam, dan lain-lain.
- Epigram, Epigram merupakan suatu bentuk puisi baru yang di dalamnya berisikan tentang ajaran kehidupan. Beberapa hal yang bisa diajarkan dalam kehidupan seperti keagamaan, pendidikan dan lain-lain.
2. Puisi Baru berdasarkan bentuknya
- Distikon, Distikon merupakan puisi baru yang di dalamnya teriiri dari 2 baris tiap baitnya.
- Terzina, Terzina merupakan puisi baru yang di dalamnya terdiri dari 3 baris tiap baitnya.
- Kuatrain, Kuatrain merupakan puisi baru yang di dalamnya terdiri dari 4 baris tiap baitnya.
- Kuint, Kuint merupakan puisi baru yang di dalamnya terdiri dari 5 baris tiap baitnya.
- Sektet, Sektet merupakan puisi baru yang di dalamnya teridiri dari 6 baris tiap baitnya.
- Septime, Septime merupakan puisi baru yang di dalamnya terdiri dari 4 baris tiap baitnya.
- Oktaf, Oktaf merupakan puisi baru yang di dalamnya terdiri dari 4 baris tiap baitnya.
- Soneta, Soneta merupakan bentuk puisi baru yang di dalamnya terdiri dari 4 baris yang terbagi menjadi dua.