Kebebasan Ekspresi dalam Puisi 2 Baris

Puisi dapat diartikan sebagai pernyataan atas kebebasan sebuah ekspresi. Ia ditulis secara bebas sesuai perasaan penulisnya, sehingga bebas pula isi dan juga bentuknya.

Sebagai mana ditulis di Kompasiana.com dalam artikel yang berjudul Puisi Buka Sekedar Karya Sastra, “puisi adalah terjemahan bebas dari sebuah ekspresi hati. Jika di dalam teori-teori, terdapat penggolongan apakah sebuah karya puisi termasuk dalam pujangga lama, pujangga baru, kontemporer, mbeling, dan lain sebagainya, namun saya berani mengatakan bahwa alirannya jauh lebih banyak dari itu.”

Dalam kesempatan kali ini, kami mencoba mengumpulkan tulisan puisi yang terdiri dari 2 baris. Admin twitter kami @ruangpuisi1 memberikan tema atau kata kunci sebagai bahan penulisan puisi. Selanjutnya follower kami menuliskan puisi dengan tagar #puisi2baris sesuai tema yang diberikan.

Mungkin agak kontradiksi dengan makna kebebasan bentuk puisi. Kenapa dibatasi (hanya) ditulis dengan 2 baris? Tapi di situlah letak tantangannya! Puisi tetap bebas ditulis tanpa batasan jumlah kata, meskipun harus dalam 2 baris.

Berikut ini adalah #puisi2baris yang berhasil kami kumpulkan. Selamat menikmati, dan silakan follow @ruangpuisi1 untuk bergabung dengan keseruan ini.

 

1. Kata Kunci: Genggam, Harap

Diriku hanya bisa tersenyum sambil menahan sesak di dalam dada.
Suara hatiku berbisik, aku juga ingin seperti mereka.
— @me_aey28

Aku tersenyum lewat jemariku, ketika membalas pesanmu.
Yang sebenarnya adalah, embun bergulir di sudut mataku.
— @me_aey28

Kujabat erat genggaman tanganmu
Tak mungkin kulepas; ternyata harus lepas jua
— @puisi101

Ulurkan tanganmu, Dik! Izinkan ku menggenggamnya erat
Biarkan harapan yang bertahta di kedalaman jiwa, perlahan menjadi nyata
— @SaryYanti3

Selamat pagi, duhai secangkir kopi yang menari-nari di atas meja pagi
Selamat menyesap hangatnya harap, semoga lidah menggenggam erat bulir-bulir nikmat yang terserap.
— @SastrawanEdan

Doa tak kunjung padam seiring harapan yang terus menyala.
Menanti sebuah jawaban, mengubah duka menjadi air mata bahagia.
— @me_aey28

Genggamanmu adalah semestaku.
Menjadi gerbang cinta pelabuhan rinduku.
— @me_aey28

Tak usah diperdebatkan sejauh apa pun jarak antara aku dan kamu saat ini
Genggaman tangan kita harapanku takkan pernah terpisahkan
— @naromubira1

 

2. Kata Kunci: Bangun, Mimpi

Bangun dari tidur itu adalah sebuah kesempatan kedua.
Karena mungkin di kesempatan pertama kita tak akan pernah terjaga lagi.
— @lassy_ms

Percuma saja ungkapkan isi hati ku dalam puisi berbaris – baris
Tak ada satu baris pun kau memahami maksud isi hatiku
— @naromubira1

Direbahkan malam yang larut sepi,
semoga kau hanyut dalam indahnya mimpi.
— @o_wiratama

Mimpiku sederhana
Ingin menjadi orang yang gak cuma bisa bermimpi
— @tanul_pitax84

Di tubuh mimpi cinta bertunas, rantingnya menjulai ke jantungku.
Pada realita aku terbangun, cinta tak pernah tumbuh di tamanku.
— @simfonihening

Dengan ketiadaan aku sadar.
Bangunlah wahai diri, mimpimu sudah pudar
— @rezz96

Jangan mereka bangunkan aku dari mimpi.
Aku tak ingin sadar karena aku menjadi tiada.
— @rezz96

Aku tak ingin hanya bermimpi.
Tapi saat ini itulah yang membuatku selalu bertahan dalam kehidupan.
— @rezz96

Saat mimpi indah telah usai
Ku terbangun dan berusaha bersyukur
— @rezz96

Aku ingin terlelap dalam tidur; berharap mimpi indah bersamamu
Dan kembali terbangun dalam pelukan hangatmu; mungkinkah?
— @SaryYanti3

setidaknya jangan lagi kau bangunkan rinduku
jika pada akhirnya kau tetaplah masa lalu.
— @tintajemari

Seakan baru tersadar
Rindu ini hanyalah mimpi-mimpi indah
— @rienbey

Jika memilikimu hanyalah sebuah mimpi
Maka kewajibanku hanyalah tidur bukan lainnya 🙂
— @ArifPra32477559

Kubangun dan kurajut asa, kutulis baitnya di lembar cerita, untukmu segala usaha dan doa telah kucoba.
Janjiku padamu bersabarlah, perlahan kau pasti menjelma nyata, duhai mimpi.
— @nicamamega

Kau bangun istana mimpi, namun kau runtuhkan.
dan aku tertimbun bersama kenangan.
— @maz_slametz

Sebutir embun pagi menyimpan sisa mimpi semalam.
Angin sejuk membawanya pergi sebelum terkoyak mentari.
— @sammadin

Tak ingin terbangun dari mimpi.
Karena hanya di sana, aku bebas mencumbui.
— @me_aey28

Adakah mentari akan iri, atau bintang-bintang berhenti menari?
Semoga kelip hatiku bisa kau lihat di langit mimpi.
— @me_aey28

Entah nyata atau hanya mimpi, aku tak peduli.
Aku tetap bahagia karena bisa menyayangi.
— @me_aey28

Menuju masa depan
Kita membangun kebahagiaan bersama, ke puncak mimpi
— @labaningsih

Bangunlah Sayang …
Kumau saat kau membuka mata, hanya aku yang kau pandang.
— @me_aey28

Engkau datang padaku dengan sejuta kebahagiaan.
Sedang aku masih jatuh bangun menata hatiku yang patah karena kau tinggalkan.
— @me_aey28

 

3. Kata Kunci: Cerah, Terang

Si pengecut memang tak punya nyali untuk ber-terus terang,
Tapi apakah dia bisa mendapatkan hal yang sama dengan lainnya yang berani ber-terus terang? 🙂
— @ArifPra32477559

Tubuhku tersusun dari kepingan puzzle masa depan yang cerah.
Tiada celah meletakkan lampau di sini.
— @simfonihening

aku bukanlah malaikat bersayap yang cemerlang
namun aku tetap bisa menerangimu; andai kau mau
— @puisi101

Awan-awan siang ini sedang tak cerah, Sayang
Maka ijinkan terang, dari dada ini, merayap menghalau gundahmu
— @SenjaKelopak

Kupetik bintang-gemintang.
Kugapai rembulan, membuat semak belukar pikiranmu terang.
— @me_aey28

“Dik, apakah langitmu cerah?”
“Tentu saja, kau yang selalu membuat langitku cerah.”
— @me_aey28

Cahaya-Nya menjadi satu-satunya pelita dalam hidupku.
Menyinari kelamnya duniaku, menerangi gelap malamku.
— @me_aey28

Memang buaya tak mau berterus terang.
Hari ini bilang sayang, esok hari wanita lain yang disayang.
— @me_aey28

 

4. Kata Kunci: Kembali

(Kini) Aku harap semesta mengijinkanku melupakanmu, setelah
(Kala) itu kau janji kita akan menjadi satu
— @Zaenn_121

Menyesap seduhan kopi sore nan legit
Kembali mengingat kenangan manis dan meramu masa depan
— @labaningsih

Jejak kan berganti
dan rindu dilipat waktu
— @rienbey

Sejauh kaki ini melangkah, tetap pada-Mu kelak kembaliku
Apa yang bisa kusombongkan?
— @SaryYanti3

Kidung sunyi di sepinya malam
Tetap rindu yang kembali datang; untuk-Mu
— @SaryYanti3

bulan bintang boleh datang dan pergi di langit malam
bagiku, kau tetap matahariku, meski kini tak kembali lagi
— @puisi101

Pergilah Tuan, sebagaimana hatimu ingin
Tapi, yakinkan padaku, bahwasanya engkau pasti kembali; di sisiku
— @SaryYanti3

 

5. Kata Kunci: Janji, Lupa

Menanti wujudnya janji, tak sesabar antri nasi
Mungkin kau lupa, atau malah ingkar janji
— @L71898130

Tak ingin menebar janji untuk setia,
kadang melupa untuk menepati.
— @maz_slametz

Tatkala saya menyebut namamu dalam doa, sukma serta hati saya merasa bergetar.
Lantas bisakah ini disebut pertanda akan berjodoh?
— @andriandinoraa

Naif, di depan cinta, ingatan selalu tajam tak lekang melupa, takluk
Di hadapan Sang Mahacinta, aku selalu alpa, lupa sedang tunduk, betapa munafiknya aku
— @yusuf78_wae

Di jantung puisi kusematkan janji.
Menjadi ingatmu, sebagai penghalang lupamu.
— @me_aey28

Secangkir kopi selalu menepati janji
Menemani setiap pagi memulai hari
— @chevpriatna

Diamku tak berarti melupa.
Hanya saja, aku bingung harus memulai dari mana.
— @me_aey28

Seperti halnya teguh karang meski dihantam ribuan ombak
Sekuat itulah janji setiaku; mencintaimu
— @SaryYanti3

 

6. Kata Kunci: Masa Lalu

Ya, masa laluku memang kelam
Tapi sudah kukubur dalam-dalam
— @tanul_pitax84

Banyak kenangan yang kau tinggalkan
Terima kasih telah menjadi bagian masa laluku
— @chevpriatna

Cinta telah mempersatukan kita
menuju kebahagiaan
— @labaningsih

Bukan karena rasa kasihan atau keterpaksaan di antara kita
Hubungan kita karena sudah tersurat karena Nya
— @naromubira1

jika kau ingin masa depan bersamaku
lupakanlah masa lalu!?
— @puisi101

Kukemas kesedihan masa lalu
Kebahagiaan menantiku
— @labaningsih

Kupangkas juntai masa lalu
Dengan gunting masa depanmu
— @SastrawanEdan

Jangan katakan seperti itu hanya karena kenanganmu di masa lalu.
Suatu hari kau akan menyadari, bahwa rinduku itu tak sesaat tapi selalu.
— @me_aey28

Kumohon, genggam erat tanganku.
Aku tak ingin kembali ke dalam kelamnya masa lalu.
— @me_aey28

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *