Keindahan Puitisasi Al-Qur’an, Menjadikan Ayat Suci Semakin Berkesan

Puisi sebagai salah satu hasil karya seni,memiliki spektrum yang sangat luas. Termasuk dalam hal tema, dan sumber inspirasi penulisan puisiitu.

Kandungan puisi dapat bersumber dari pengalaman penulisnya; atau dari fenomena yang terjadi.

Bahkan ayat suci dari Al-Quran pun dapat menjadi tema sebuah puisi. Yang terakhir ini biasa kita sebut sebagai puitisasi Al-Quran.

Mungkin beberapa umat Islam mengalami kesulitan memahami ayat kitab suci. Untuk itu diperlukan adanya tafsir dari ulama agar menjadi jelas.

Kehadiran puitisasi Al-Quran sedikit banyak membantu memahami kitab suci tersebut. Walaupun tidak sama persis susunan kalimat seperti yang tertulis di ayat, keindahan puisi dapat mendekatkan makna ayat suci, menjadi seolah nyata dan berkesan.

Simaklah beberapa contoh puitisasi ayat Al-Quran berikut ini.

TERUNTUK JIWA (YANG TENANG)

Suasana Fajar

Wahai
Semua akan datang dan pergi
menjemput pasang demi pasang
bagai malam kesepuluhmu yang tersergap
fajar hening membening

seperti kasihmu datang menggenapkan jiwamu yang ganjil

pun, tiada yang lepas dari kebesaran dan kekuasaan
pemilik kemuliaan

adakah kau lihat segala sisa kehancuran
bukankah lenyap adalah pelengkap kejayaan
seperti kata runtuh yang hadir
setelah negeri megah berdiri di atas kerakusan
juga laksana nestapa datang
memasangkan diri dengan buyarnya segala kekuatan tentara digdaya

apakah kau lupa
segala yang kau punya
lalu kau tuduh tuhanmu
berhasrat merampas kesenanganmu

bukankah kau si-miskin papa
lalu saat kau berjaya
kau lupa untuk berderma
bahkan kau rampas hak mereka

apakah kau menunggu sampai datang
bumi berguncang hadirkan tuhanmu
barisan malaikat
pintu azab yang menyala
lalu kau menyesal, dan itu sia-sia

kuharap kelak
rahmat tuhanmu menyambutmu
bersama jiwa-jiwa yang tenang
dalam surga kekal

(Puitisasi surah Al-Fajr)

CAHAYA ATAS CAHAYA

Oleh: Bachtar Suryani

Allah tebarkan cahaya pada lengkung langit
jagat semesta
dan cahaya itu bagai sebuah renung

pada jendela yang tak tembus pandang
dan kerdip pelita di balik kaca
kemilau kilat butir-butir mutiara
kemilau hangat bintang doria

menyala indah minyak zaitun yang penuh berkah
nadi akarnya menjamah di bumi purba
tapi
tidak di ufuk timur tempat fajar rekah menyala
tidak di kaki barat langit merah membara

dalam kelembutan minyak pelita
cemerlang penuh cahaya biarpun tidak disentuh api
dan Nur Ilahi

cahaya bersusun lapis atas cahaya
(dalam kabut dan sabuk musim yang berpacu
dalam samar rambu-rambu)
Hidayah Allah arah penentu

Pada busur langit
Allah tebarkan bimbingan dalam cahaya
pada siapapun yang rindu dan mencariNya

(Nukilan Surah An-Nur, ayat 35)

PRAHARA


Oleh: Bachtar Suryani

Hanya AsmaMU Ya Allah, basah lidah dalam
pasrah yang rindu
Maha kasih, Maha Sayang

Tahukah kalian tentang prahara itu
hari penghabisan segalanya tak menentu
hari itu
manusia bagai belalang di padang buruan
dan gunung-gunung dan perut bumi berhamburan
bagai serabut kapas dalam topan

tapi
orang-orang yang berlimpah timbangannya
amal-baik dan pengabdian
kekal dalam kebahagiaan

dan orang-orang yang timbangannya terendam
ditindih dosa-dosa
adalah batu bara yang menyala
lebur dalam panas tak terhingga.

(Nukilan Surah Al-Qaari’ah)

RASUL PENGHABISAN

Oleh: Bachtar Suryani

Malam itu
telah terbit bulan penuh di celah bukit wida
di balik hijau lambaian pelepah kurma
di dataran gersang pasir-pasir sahara

malam itu
telah datang rasul pilihan
untuk ummat sepanjang zaman
dialah Muhammad, rasul penghabisan

malam itu
puncak keajaiban yang mempesona
api abadi majusi tiba-tiba padam bagai tersiram
dan berhala keliling punggung ka’bah
tiba-tiba saja berjatuhan, tiba-tiba rebah
dan burung-burung bencana melemparkan hujan
batu-batu karang neraka yang pijar
ganas embakar

lalu tuhan lumatkan bala tentera dan gajah-gajah itu
bagai daun-daun muda yang dikunyah
lebur dan musnah

malam itu
telah memancar sebersit cahaya bulan penuh
menembus dinding lembah dan tembok batu
merayapi dataran mengarungi laut biru
membawa kesejukan yang damai

hari ini
rahmat dan salam kita sampaikan
padamu Rasul pilihan
Muhammad utusan Tuhan.

(Puisi-puisi karya Bachtar Suryani, disalin dari blog MIN Pembantanan).

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *