Sebagi salah satu hasil karya seni, puisi dapat memiliki banyak fungsi. Menulis Puisi dapat dilakukan untuk refleksi diri. Selain mendapatkan keindahan puisi, hasil lain yang didapat adalah kita semakin mengenal diri sendiri.
Banyak sekali contoh puisi refleksi diri. Pada dasarnya setiap orang perlu berefleksi, bercermin, menilai diri sendiri. Di puisi yang bertema refleksi, umumnya penulisannya cenderung seperti bercerita tentang diri sendiri. Kadang digunakan kiasan, atau kata ganti diri lainnya, seperti: Bunga, Kau, Kereta, dan sebagainya.
Kalian semua tentu dapat menuliskan puisi tentang diri kalian. Cobalah! Berikut ini adalah beberapa contoh puisi yang dapat dijadikan inspirasi.
SEBAGAI PENGINGAT
dalam diriku ada bayi yang abadi
ia belum pernah melihat bulan yang pasi
seribu matahari bermuka api
ia hanya bermain melupakan kata
tatapan penuh pesan kosong semata
kebohongan yang kepuraannya nyata
hari-harinya terlilit kejujuran
melekat sebagai kembar siamnya
berenang-renang tak kenal salah seperti langkah
nafasnya nanti mengalahkan mawar melati
asli seperti senyum kekasih dalam mimpi
bayi itu tak pernah lahir nyatanya
aku melindunginya sebagai pengingat dia ada
BAYANGAN FANA
bibirmu bergetar menemani matamu yang memejam
khusyuk menyebut namanya dalam-dalam
suaramu lirih memanjat langit
menembus pintu-pintu hampa
kau mengalirkan kehangatan
kelopak mata nan berat basah
jalan panjangmu adalah sebuah kisah
dalam gelap terang terpisah
kau pernah terperdaya fatamorgana
indahnya pantulkan bayangan fana
hausmu harus kau tahan selamanya
lalu langkahmu kehilangan timurnya
kini dingin malam memakan tulang usiamu
tiang-tiang besi jalanan
tetap nyaring dalam erat karat
gigil sunyi kalah kau asah
dalam doa-doa semua tumpah
STASIUN TANAH ABANG
di sepanjang aku berkereta
aku selalu duduk paling depan
agar ku singkatkan jarak darimu
biar mereka sajalah yang berlama-lama
malam-malam tertulis seperti gerbong yang bersambungan
aku tak tahu apakah ia mengejekku atau sekedar mengingatkan ku
yang ku tahu aku hanya lupa tentang seberapa banyak hal yang telah kulupa
kereta ini terus menggulirkan roda
rintihannya seperti gelakmu di kejauhan
kereta meliuk melekuk berkelok tanpa ku rasa
mungkin aku juga mati rasa
sampai seorang penumpang menuangkan parfummu
kereta mendadak memelan lurus
jarak pun mendekatiku membawakan mu
ah, aku pikir ini kereta yang si-asia
aku rasa kata ‘kereta’ lebih tepat diganti ‘aku’
- Baca juga: Puisi Perjalanan Kereta Api
EGOKU
di langkahku yang sudah tidak dekat
aku canggung dan asing akan siapa aku
berkompromi untuk kontemplasi dan toleransi
dua makhluk bernama aku dan egoku
tiap hari mereka berdebat
berebut masing-masing aku
aku dan egoku bersikeras siapa yang berhak atas aku
ketika kudapati pagi
aku menggunting bumi dan membungkusnya dengan langit
— sebelum egoku bangun
namun ketika sedang kuhitung lelahku
egoku memunguti satu-satu malam dan bintang harta karunku
aku selalu membayangkan kami, kelak ketika tiada
menjadi setaman bunga
tumbuh dalam diam berdampingan
lalu orang akan datang membawa kami pulang
untuk dipajang di kamar hati keturunannya
TEKA-TEKI
awalnya terasa mudah
semua bisa dilewati
kisah ku adalah melengkapi
tanya dengan pertanyaan
— rumit untuk dimengerti
mendatar namun terhalang
menurun lebih menakutkan
lagu-lagu pun nyatanya perlu tangga nada
aku hanya perlu beberapa kata
namun kuingin banyak angka
menanjak adalah mendatar yang beranjak
nanti ada waktunya harus turun
meski berat dan ada yang kurang
sesekali hati-hatilah sambil mengeja ke bawah
[…] Baca juga: Puisi untuk refleksi diri […]
[…] Baca juga: Menulis puisi refleksi diri […]